Selamat Datang
Kebaikan
dan Kebajikan
1. Barangsiapa melapangkan kesusahan
(kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya
kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan
kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat.
Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di
dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya.
Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya
jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah
Allah, bertilawat Al Qur’an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan
menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat
mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat
yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak
dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)
2. Jangan meremehkan sedikitpun
tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria (senyum).
(HR. Muslim)
3. Barangsiapa dibukakan baginya
pintu kebaikan (rezeki) hendaklah memanfaatkan kesempatan itu (untuk berbuat
baik) sebab dia tidak mengetahui kapan pintu itu akan ditutup baginya. (HR.
Asysyihaab)
4. Kebaikan itu banyak tetapi
pengamalnya (yang melaksanakannya) sedikit. (HR. Abu Hanifah)
5. Bagi Allah ada hamba-hambaNya
yang dikhususkan melayani
kebutuhan-kebutuhan orang banyak.
Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang itulah
yang aman dari azab Allah. (HR. Ath-Thabrani)
6. Orang yang memberi petunjuk
kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR. Bukhari).
7. Barangsiapa memperoleh suatu yang
makruf maka hendaklah menyebutnya karena berarti dia mensyukurinya, dan kalau
merahasiakannya (berarti) dia mengkufuri nikmat itu. (HR. Ath-Thabrani)
8. Barangsiapa menerima suatu
kebajikan lalu berkata kepada pemberinya ucapan “Jazakallahu khairon” (semoga
Allah membalas anda dengan kebaikan) maka sesungguhnya dia sudah
berlebih-lebihan dalam berterima kasih. (HR. Tirmidzi dan An-Nasaa’i)
9. Orang yang paling berat disiksa
pada hari kiamat ialah orang yang dipandang (dianggap) ada kebaikannya padahal
sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali. (HR. Ad-Dailami)
10. Barangsiapa ada kelebihan tempat
(tempat yang kosong) dalam kendaraan (punggung unta) hendaklah diberikan kepada
orang yang tidak punya kendaraan (diajak serta), dan barangsiapa punya
kelebihan bekal (perjalanan) maka hendaklah diberikannya kepada orang yang
tidak punya bekal. (HR. Muslim)
11. Janganlah kamu menjadi orang
yang “ikut-ikutan” dengan mengatakan “Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami
pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat
zalim”. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, “Kalau orang lain berbuat
kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami
tidak akan melakukannya”. (HR. Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar