Selamat Datang
Perintah
Beramar Ma’ruf Nahi Mungkar
1. Hendaklah kamu beramar ma’ruf
(menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau
tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di
antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan
tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar)
2. Wahai segenap manusia, menyerulah
kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo’a kepada
Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak
diampuni. Amar ma’ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan
rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dilaknat
oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan
malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)
3. Masih tetap ada dari segolongan
umatku yang menegakkan perintah Allah. Tidak menghambat dan tidak mengecewakan
mereka orang-orang yang menentangnya sampai tiba keputusan Allah. Mereka masih
tetap konsisten (mantap / teguh) baik dalam sikap maupun pendiriannya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
4. Jihad paling afdhol ialah
menyampaikan perkataan yang adil di hadapan penguasa yang zalim dan kejam. (HR.
Aththusi dan Ashhabussunan)
5. Barangsiapa melihat suatu
kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu,
hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah
dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Dengan hati artinya tindakan aktif
dan bukan pasif, senantiasa membencinya dan berusaha merubahnya seandainya ia
sudah mampu atau berani.
6. Apabila Allah memberi hidayah
kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu daripada apa yang
dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.[1] (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Bukanlah dari golongan kami orang
yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang
yang lebih tua, dan tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar. (HR. Tirmidzi)
8. Permudahlah (segala urusan),
jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh.
(HR. Bukhari)
Penjelasan:
Ini termasuk kebijaksanaan dalam berdakwah
dan beramar ma’ruf nahi mungkar.
9. Apabila Allah menghendaki
kebaikan bagi seorang, maka dirinya sendirilah yang dijadikannya untuk
mengingatkannya, menyuruhnya dan melarangnya. (HR. dan Ad-Dailami)
10. Pada hari kiamat seorang
dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, “Hai Fulan, mengapa
kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat ma’ruf
dan mencegah perbuatan mungkar?” Orang tersebut menjawab, “Ya benar, dahulu aku
menyuruh berbuat ma’ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah
orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya.” (HR. Muslim)
11. Nabi meniadakan pemberian
pelajaran untuk beberapa hari karena khawatir kejenuhan kami. (HR. Ahmad)
12. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla
tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang yang khusus
sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya,
tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka berbuat demikian
maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya). (HR. Ahmad dan
Ath-Thabrani)
13. Tidaklah seharusnya orang
menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat,
yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa
yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)
14. Orang yang paling tinggi
kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak
berkeliling di muka bumi dengan bernasihat kepada manusia (makhluk Allah). (HR.
Ath-Thahawi)
15. Pada suatu hari Rasulullah Saw
bersabda kepada para sahabatnya: “Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu,
menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan
Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu
kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit
di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi
beramar ma’ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang
menegakkan Al Qur’an dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan
tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. (HR. Al
Hakim dan Tirmidzi)
Catatan Kaki:
[1] Dalam hadits lain dikatakan: “Lebih baik
bagimu daripada memperoleh satu lembah berisi penuh ternak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar