Ilmu
Pengetahuan dan Kebodohan
1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya
menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan
mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat
dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan
di akhirat. (HR. Ar-Rabii’)
2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi
mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah)
seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik
dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at. (HR.
Ibnu Majah)
3. Menuntut ilmu wajib atas tiap
muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah
(untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada
orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
5. Janganlah kalian menuntut ilmu
untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan
orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk
penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian
orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka.
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan)
terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh
bintang. (HR. Abu Dawud )
7. Barangsiapa merintis jalan mencari
ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)
8. Duduk bersama para ulama adalah
ibadah. (HR. Ad-Dailami)
9. Apabila kamu melewati taman-taman
surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang
dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis taklim.”
(HR. Ath-Thabrani)
10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di
tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim menyebarkan ilmunya (yang benar).
Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah, para malaikat dan
seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya.
(HR.Ar-Rabii’)
11. Barangsiapa ditanya tentang
suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan
kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
12. Seorang alim apabila menghendaki
dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti oleh segalanya, dan jika
dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari segala sesuatu.
(HR. Ad-Dailami)
13. Yang aku takuti terhadap umatku
ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)
14. Yang aku takuti terhadap umatku
ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa
nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)
15. Celaka atas umatku dari ulama yang
buruk. (HR. Al Hakim)
16. Barangsiapa dimintai fatwa
sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang memberi fatwa.
(HR. Ahmad)
17. Orang yang paling pedih
siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya
tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
18. Apabila kamu melihat seorang
ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri.
(HR. Ad-Dailami)
19. Seorang ulama yang tanpa amalan
seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai
dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)
20. Termasuk mengagungkan Allah
ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para
pengemban Al Qur’an dan ahlinya[1], serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud
dan Aththusi)
21. Sesungguhnya Allah tidak menahan
ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama
sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang
mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa
tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
22. Sedikit ilmu lebih baik dari
banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah
kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub)
dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
23. Maafkanlah dosa orang yang murah
hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang penguasa yang adil.
Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada yang tergelincir. (HR.
Bukhari)
24. Saling berlakulah jujur dalam
ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu
pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu
Na’im)
Catatan Kaki:
[1] Pengemban Al Qur’an dan ahlinya
termasuk pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak ajaran Al Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar